LANGKAH SEDERHANA SISWA-SISWI SPENSAJA UNTUK GAYA HIDUP RAMAH LINGKUNGAN

Sampah yang berserakan atau sampah plastik yang menggunung adalah keadaan yang menjadi momok bagi masyarakat kita. Keadaan ini juga menjadi pemandangan yang setiap hari ditemui di SMP Negeri 1 Arjasa. Sampah plastik seperti botol minuman atau bungkus snack menjadi hiasan yang membuat lingkungan sekolah kurang sedap dipandang. Hal inilah yang mendorong Tim Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila kelas 8 untuk mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan sebagai projek terakhir di Tahun Ajaran 2024-2025.

Tema yang diambil ini memfokuskan pada me-recycle sampah menjadi barang yang lebih berguna dan memiliki nilai ekonomi. P5 SMP Negeri 1 Arjasa ini berlangsung selama 2 minggu, dimulai pada tanggal  14 April dan berakhir tanggal 26 April 2025.  Kegiatan yang diawali dengan materi untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah melalui kegiatan pamungkas 3R (Reduce, Reuse, Recycle), siswa diajak untuk peduli terhadap keselamatan lingkungan dengan memikirkan cara dan langkah kreatif untuk mengurangi, menggunakan kembali serta memanfaatkan sampah dengan mendaur ulangnya menjadi rupiah dan berkah dalam rangka meminimalkan sisi buruk dari keberadaannya di tengah-tengah masyarakat.

Kemudian, kegiatan selanjutnya siswa dibentuk kelompok untuk membuat barang-barang dari sampah yang sudah disepakati, antara lain keset dari kain perca, kolase gambar pahlawan nasional dari sampah plasik makanan ringan, dan benda-benda kerajinan dari sampah sekitar sekolah, seperti botol minuman dan tutup botol, gelas plastik minuman, sendok plastik, sterofoam, dan lain-lain.

Praktik pembuatan keset dari kain perca dimulai sehari setelah materi disampaikan. Sebelumnya, siswa diminta untuk membawa kain perca dari rumah, kemudian guru mentutorial langkah-langkah membuat keset yang harus dikerjakan siswa bersama kelompoknya. Praktik pembuatannya berjalan selama 3 hari sesuai dengan jadwal yang sudah disusun. Selain untuk memupuk karakter gotong royong dan kerja sama, siswa diajarkan kemampuan menjahit, baik laki-laki maupun perempuan.

Setelah pembuatan keset dari kain perca, praktik selanjutnya adalah pembuatan kolase dengan gambar wajah tokoh pahlawan nasional dari sampah plastik bungkus makanan ringan. Pembuatan karya seni ini berjalan cukup rumit dan butuh kerja sama serta ketelatenan siswa dalam memotong bungkus plastik sesuai dengan malnya. Tahapan-tahapan yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok yaitu, pertama harus mengumpulkan sebanyak mungkin sampah plastik kemasan makanan ringan agar warna yang dimiliki cukup beragam. Kemudian, kelompok dibagikan dua gambar berukuran sama, yang gambar pertama untuk digunting dan berfungsi sebagai mal. Gambar kedua sebagai media untuk menempel sampah plastik yang sudah digunting. Hari pertama praktik pembutan kolase, siswa hanya ditugaskan untuk mengunting sampah plasik tersebut sesuai mal dikarenakan mal yang harus digunting cukup banyak, bahkan ukurannya sangat kecil-kecil. Yang perlu diperhatikan ketika proses mengunting siswa harus teliti dan sangat hati-hati karena ukurannya harus pas dengan malnya dan juga pemilihan warna pada sampah plastik yang akan ditempel harus sama dengan warna mal, paling tidak mendekati agar hasil gambarnya harmonis.

“Hasil dari praktik ini sebenarnya tidak menjadi poin terpenting, yang menjadi poin dasar dari projek ini adalah siswa harus menyadari selain kita harus terbiasa membuang sampah pada tempatnya, juga ada nilai-nilai kepedulian yang lain, yaitu kita harus mengurangi mengonsumsi atau menghasilkan sampah plastik yang sangat membebani lingkungan kita, selain mengotori lingkungan karena berserakan, sampah ini adalah sampah yang tidak bisa diurai. Salah satu cara terbaik menguranginya adalah dengan cara me-recycle menjadi barang baru yang estetis dan  ekonomis. Semoga kegiatan projek yang berlangsung selama 2 pekan ini tidak hanya berlalu begitu saja, melainkan juga hikmahnya mampu melekat ke dalam pribadi kita semua sehingga benar-benar mampu menjadi gaya hidup yang berkelanjutan, yakni gaya hidup ramah lingkungan, tutur Bapak Imam Wahyudi selaku koordinator P5 kelas 8 ketika membersamai siswa di Aula SMP Negeri 1 Arjasa yang merupakan tempat proses dilaksanakan P5. (fy)